Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Food ini berpendapat bahwa sistem pangan global tidak cukup tangguh untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Ini memperingatkan bahwa ketika suhu terus meningkat, peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan gelombang panas akan menjadi lebih sering dan intens, sangat mengganggu produksi dan distribusi pangan.

BACA JUGA : Ayo kunjungi <<< Mantap168>>> tempat judi online dan slot slot online terlengkap, terseru, dan terpercaya serta dengan tingkat kemenangan yang sangat tinggi. Tunggu apalagi ayo daftarkan sekarang dan nikmati keuntungannya serta promo-promonya segera. Jangan lewatkan kesempatan anda yaa!!!

Slot online, judi gacor

Para peneliti di balik studi ini menunjukkan bahwa perubahan iklim sudah berdampak besar pada produksi pangan. Misalnya, gelombang panas baru-baru ini di Kanada dan AS telah merusak tanaman dan menyebabkan harga pangan melonjak. Kekeringan yang sedang berlangsung di Brasil juga telah menyebabkan penurunan panen kopi yang signifikan di negara tersebut.

Menurut penelitian, tanaman terpenting dunia, termasuk gandum, beras, dan jagung, sangat rentan terhadap perubahan iklim. Tanaman ini bertanggung jawab untuk memberi makan miliaran orang di seluruh dunia, dan pengurangan yang signifikan dalam produksinya dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan.

Para peneliti berpendapat bahwa tindakan mendesak diperlukan untuk membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Ini termasuk berinvestasi dalam teknologi baru dan praktik pertanian yang dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan kesehatan tanah, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap perubahan iklim.

Studi ini juga menyoroti perlunya pembuat kebijakan untuk mengambil lebih banyak tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim. Ini termasuk mempromosikan penggunaan energi terbarukan, berinvestasi dalam transportasi umum, dan menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan oleh sektor pertanian.

Para penulis penelitian mengakui bahwa membangun sistem pangan yang lebih tangguh akan menjadi tantangan yang signifikan. Namun, mereka berpendapat bahwa konsekuensi dari kelambanan bisa menjadi bencana besar.

“Perubahan iklim bukanlah ancaman jarak jauh – ini sedang terjadi sekarang, dan dampaknya dirasakan di seluruh dunia,” kata penulis utama Dr. Marco Springmann dari University of Oxford. “Kami sangat perlu mengambil tindakan untuk membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan yang dapat mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.”

Temuan penelitian ini konsisten dengan peringatan baru-baru ini dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang telah memperingatkan bahwa perubahan iklim adalah salah satu ancaman terbesar bagi ketahanan pangan global. PBB juga telah menyerukan tindakan segera untuk mengatasi masalah tersebut, dengan alasan bahwa sistem pangan dunia “di bawah ancaman dari berbagai tantangan.”

Penulis penelitian mengatakan bahwa temuan mereka harus menjadi peringatan bagi pembuat kebijakan di seluruh dunia. Mereka berpendapat bahwa tindakan mendesak diperlukan untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan membangun sistem pangan yang lebih tangguh yang dapat menyediakan ketahanan pangan untuk semua.

“Jika kita melanjutkan jalan kita saat ini, konsekuensinya akan menjadi bencana besar,” kata Springmann. “Namun jika kita bertindak sekarang, kita masih dapat menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim dan membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan yang dapat menyediakan ketahanan pangan untuk generasi mendatang.”

By okerons

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *